Belajar Bahasa Inggris Sendiri di Rumah

28 November 2010 Tinggalkan komentar

Belajar Bahasa Inggris interaktif dengan TELL ME MORE, Software Pembelajaran Bahasa berstandar Internasional. Belajar dalam keseluruhan Kemampuan/skill terpenting dalam Belajar Bahasa Inggris:Speaking, Listening, Reading ; Writing, Vocabulary , Grammar ; Culture.

TERDIRI ATAS 3 LEVELBeginner, Intermediate dan AdvancedDengan dua pilihan model< : American English dan British English . Kegiatan Pembelajaran juga bisa diatur sesuai kurikulum yang ada pada TELL ME MORE atau di setting sesuai kehendak sendiri.

HANYA DENGAN
==== Rp.50.000,- ====
(Dikemas dalam 1 dvd full+Bonus Gratis)

TELL ME MORE MERUPAKAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA PERTAMA YANG SELURUHNYA DIDASARKAN PADA :

Teknologi Speech Recognition dan Spoken Error Tracking System :

  • Komputer bisa memahami apa yang Anda katakan dan mengevaluasi pengucapan Anda
  • Anda bisa berdialog secara alami dan interaktif dengan komputer

Mencakup ungkapan standar dalam komunikasi sehari-hari

  • 550 ungkapan dan 15.000 kata per level
  • Memuat 144 tata bahasa
  • Lebih dari 1.000 latihan dalam 25 macam aktivitas
  • 8.000 daftar kata
  • 700 konjugasi kata kerja per level

Metode universal :
bagi pemula sama sekalitetapi juga bagi mereka yang tinggal menyempurnakan bahasa Inggrisnya

Takbiratul Ikhram

21 Desember 2009 Tinggalkan komentar

Takbiratul ikhram

Takbiratul ikhram atau Ucapan Allahu Akbar dalam permulaan shalat, adalah ucapan pertama dalam kondisi dan posisi sudah masuk ke dalam shalat. Di sini pula kita harus berkonsentrasi penuh karena antara hati, lisan dan anggota tubuh benar-benar dituntut kerjasama. Inilah yang di isyaratkan Iman harus ditekadkan oleh hati, diucapkan oleh lisan dan dikerjakan/diamalkan oleh angota tubuh.

Hati dituntut untuk menyampaikan tujuan dari berdiri, ruku, sujud dan duduk kita setelah mengucapkan “Allahu Akbar” yaitu saya bermaksud mengerjakan shalat pardhu….sekian rakaat ….tanpa tujuan lain selain memenuhi panggilan Allah untuk mengabdikan diri sepenuh jiwa raga kita, yang semuanya pantas kita persembahkan karena Dialah pemiliknya yang kita rangkum dalam ucapan “lillah” sebuah kalimat yang sarat dengan kepasrahan pada-Nya. Allahu Akbar , hanya Allah lah yang pantas kita agungkan, bukan tahta/pangkat, wanita, harta atau yang lainnya.

Sementara lisan, dituntut mengumandangkan Lafadz “Allahu Akbar” dengan fasih, tanpa mengurangi atau menambah hurufnya, dari mulai “alif” lafadz “Allah” sampai “ra” lafadz “Akbar” harus benar-benar diucapkan dengan lisan yang fasih, (karenanya syarat takbiratul ikhram yang 16 harus benar-benar dipahami) dan harus dapat didengar oleh telinga kita sendiri.

Selanjutnya anggota tubuh kita, yang diwakili oleh tangan memberikan isyarat dengan jalan mengacungkan kedua telapak tangan sebatas telinga dengan keadaan sedang dan membuka seluruh telapak tangan dan jari sehingga menghadap ke kiblat. Semuanya mengandung makna yang luas jika kita mau bertafakur sejenak. Pandangan tunduk ke tempat sujud, menandakan tunduknya kita pada Sang Pencipta yang saat ini sedang kita temui dengan segenap hati, jiwa dan raga kita. Allahu Akbar….betapa Agung Allah, betapa kecilnya kita. Jangankan dibandingkan dengan Allah Pencipta Kita, dibandingkan dengan Mesjid atau Mushala di mana kita Berdiri Shalat, kita teramat kecil.
Saudaraku…janganlah Kalian Ucapkan Allahu Akbar, sementara hati kita memuja harta, wanita dan tahta yang sangat kecil dan tidak ada artinya dengan Keagungan Allah Pemilik dan Pencipta segalanya.
Ditulis : Ba’da Shalat Dhuhur 21 Desember 2009 dalam renungan hati Al-Faqir
Oleh : Aam Sutisna

Hadits Tentang Dajjal

16 Desember 2009 Tinggalkan komentar

1805. Dari Annawwas bin Sam’an r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau s.a.w. menghuraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan – dan Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang-kadang di-perbesarkan hal-ehwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: “Ada persoalan apakah engkau semua ini?”

Kita menjawab: “Ya Rasulullah,Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara – dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya kerana besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahawa ia sudah ada di kelompok pohon kurma.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penentangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penentang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.

Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakan-nya dengan Abul ‘Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerosakan di bahagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua.” Kita para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?” Beliau s.a.w. menjawab: “Empat puluh hari, yang sehari – hari pertama – itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi – hari kedua – lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga – seperti sejum’at – yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini.” Kita bertanya lagi: “Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja – yakni lima waktu?” Beliau s.a.w. menjawab: “Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-nasing.” Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.

Selengkapnya BACA DI SINI

HAK-HAK WANITA DALAM ISLAM

12 Desember 2009 2 komentar
1. Asy Syaikh Hasyim bin Hamid ‘Ajil Ar Rifa’iy Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam faham yg menamakan dirinya faham modern yg menyerukan ‘Emansipasi Wanita’ itu. mereka mengatakan bahwa Islam menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.Apakah krn Islam tidak menjadikan wanita sebagai dagangan murah yg bisa dini’mati tiap pandangan mata dan pemuas nafsu mereka yg bejat itu?Inikah kebebasan yg mereka kumandangkan? Dan inikah hak yg mereka tuntut?ISLAM MEMBERIKAN HAK-HAK WANITA DENGAN SEMPURNASesungguhnya Islam menempatkan wanita di tempat yg sesuai pada tiga bidang :1. Bidang Kemanusiaan :Islam mengakui haknya sebagai manusia dgn sempurna sama dgn pria. Umat-umat yg lampau mengingkari permasalahan ini.2. Bidang Sosial :Telah terbuka lebar bagi mereka di segala jenjang pendidikan di antara mereka menempati jabatan-jabatan penting dan terhormat dalam masyarakat sesuai dengan tingkatan usianya masa kanak-kanak sampai usia lanjut. Bahkan semakin bertambah usianya semakin bertambah pula hak-hak mereka usia kanak-kanak; kemudian sebagai seorang isteri sampai menjadi seorang ibu yg menginjak lansia yg lbh membutuhkan cinta kasih dan penghormatan.3. Bidang HukumIslam memberikan pada wanita hak memiliki harta dgn sempurna dalam mempergunakannya tatkala sudah mencapai usia dewasa dan tidak ada seorang pun yg berkuasa atasnya baik ayah suami atau kepala keluarga.Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam faham yg menamakan dirinya faham modern yg menyerukan ‘Emansipasi Wanita’ itu. mereka mengatakan bahwa Islam menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.Apakah krn Islam tidak menjadikan wanita sebagai dagangan murah yg bisa dini’mati tiap pandangan mata dan pemuas nafsu mereka yg bejat itu?Inikah kebebasan yg mereka kumandangkan? Dan inikah hak yg mereka tuntut? Apakah mereka menginginkan kita mengeluarkan puteri-puteri dan isteri-isteri kita ke jalan raya dgn pakaian telanjang bercampur baur dgn kaum pria? Lalu di mana rasa cemburu terhadap kehormatan dan harga diri kita?Benarlah apa yg disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka dan pendukung mereka sebuah hadits yg diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu:إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلىَ : إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَاشِعْتَ Sesungguhnya termasuk yg didapati manusia dari salah satu ucapan kenabian yg terdahulu adalah : jika kamu tidak mempunyai perasaan malu maka berbuatlah semaumu .Demi Allah! Yang demikian itu berarti terjerumus ke dalam rayuan dan ajakan Salibis yg dengki dan Zionis yg jahat.Tidaklah mereka itu melainkan corong-corong yg berbunyi menurut perintah bos-nya dari Barat dan Timur utk menghancurkan kita dalam beragama Islam.Dan saya mengatakan dgn tegas sesungguhnya mereka itu tidak menyerukan kebebasan dan hak-hak wanita krn Allah Azza wa Jalla telah memberikan hak-hak mereka dgn sempurna tetapi mereka – demi Allah – menyerukan kebebasan tubuh-tubuh wanita agar melanggar batas-batas akhlak yg utama dan adat istiadat yg baik sehingga tersebarlah kerusakan dan kebejatan moral di muka bumi.Alangkah jauhnya angan-angan mereka sementara di sana telah siap putera-putera yg telah bersumpah utk menjadi tentara Allah yg jujur di jalan agama utk mengorbankan segala apa yg ada pada diri mereka.GUNAKAN HIJABMU WAHAI SAUDARIKU….Di bawah ini keterangan bagaimana hijab yg syar’i yg telah diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla padamu. jangan biarkan hijab anda seperti apa yg mereka kehendaki dgn alasan cinta dan kasih sayang.Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menghendaki jilbab itu sebagai penutup tubuhmu dari pandangan matamata serigala penjaga rasa malu dan memelihara kehormatanmu. Karena itu jangan anda campakkan rasa malu itu dgn menjauhi perintah-Nya sebaliknya pegang teguhlah perintah itu krn perasaan malu selalu membawa kepada kebaikan.Dalam hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari – Muslim dari Imran bin Hushain Radhiallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:الْحَيَاءُ لاَيَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْرٍ Tidaklah rasa malu itu ada kecuali selalu mendatangkan kebaikan .Demikian juga Imam Hakim dan yg lainnya mengeluarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiallahu anhuma Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:الْحَيَـاءُ وَالإِيْمَانُ قُرِنَا جَمِيْعًا فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلآخَرُ. Perasaan malu dan iman itu selalu berdampingan bila salah satunya hilang hilanglah yg lainnya .Maka peganglah dgn teguh perkara yg dapat membawa kebaikan dan mendekatkan diri anda kepada Allah Azza wa Jalla. Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini adl sementara sedang kehidupan akhirat adl kekal/selama-lamanya.jangan anda jual keni’matan yg abadi itu dgn harta dunia yg sirna ini.Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:وَمَـا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ اْلآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِيْنَ يَتَقُوْنَ أَفَلاَ تَعْقِلُوْنَالأنعام :۳۲ Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lbh baik bagi orang-orang yg bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahami- nya? .Berikut ini sifat hijab yg syar’i saya mohon kepada Allah Azza wa Jalla agar memberikan pertolongan kepada anda utk memegang teguh padanya dan menjadikan anda termasuk orang-orang yg mendengarkan nasehat dan mengikuti jalan yg baik.1. Hijab itu hendaknya menutupi seluruh badan dari atas kepala sampai di bawah mata kaki kecuali bagian-bagian yg dikecualikan oleh syariat.2. Hendaknya jilbab itu luas dan longgar sehingga tidak nampak bentuk tubuh dan anggota- anggota badan.3. Kain jilbab itu harus tebal sehingga tidak menampakkan warna kulit atau yg lainnya.4. Tidak bersifat menghias tubuh yg menarik pandangan pria krn tujuan jilbab itu sendiri adalah utk menutupi keindahan tubuh.5. Tidak menyerupai pakaian pria.6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.7. Tidak menyolok dan menarik pandangan orang.8. Tidak memakai pewangi atau minyak wangi yg tercium baunya.Demikianlah syarat-syarat jilbab yg Syar’i yg masing-masing ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun Sunnah dan sengaja tidak saya cantumkan supaya tidak terlalu panjang pembahasannya.Untuk lbh jelasnya saya sarankan anda membaca dgn teliti kitab Hijabul Mar’atul Muslimah menurut Al Qur’an dan As Sunnah yg ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani semoga Allah memanjangkan umur beliau krn banyak manfaatnya bagi kaum muslimin.
2. {Beliau rahimahullah sudah wafat semoga ruhnya ditempatkan bersama para syuhada dan shalihin amin pent}.Referensi: Buku “Membina Keharmonisan Berumah Tangga Menurut Al Qur’an dan Sunnah dan Bahaya Emansipasi Wanita” Hal. 23-28 Penerbit Cahaya Tauhid Press Malang}
sumber : file chm Darus Salaf 2

TUJUAN PERKAWINAN DALAM ISLAM

12 Desember 2009 Tinggalkan komentar
Saudaraku yang budiman….sebagai muslim, perkawinan harus punya tujuan dan niat yang jelas. Karena perkawian bukan hanya untuk memenuhi hasrat biologis saja, tetapi di balik perkawinan sangat syarat dengan nilai ibadah. Di bawah ini bisa dijadikan pedoman terutama bagi saudara yang akan menempuh hidup baru agar tidak terjerumus dalam perangkap syetan.
Adapun tujuan dari pernikahan menurut Islam adalah sebagai berikut :
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
Di tulisan terdahulu kami sebutkan bahwa perkawinan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang perkawinan), bukan dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti cara-cara orang sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.
2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
Sasaran utama dari disyari’atkannya perkawinan dalam Islam di antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang luhur. Islam memandang perkawinan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya : Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dapat membentengi dirinya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Islam membenarkan adanya Thalaq (perceraian), jika suami istri sudah tidak sanggup lagi menegakkan batas-batas Allah, sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut :
“Artinya : Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang dhalim”. (Al-Baqarah : 229).
Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari’at Allah. Dan dibenarkan rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan batas-batas Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah lanjutan ayat di atas :
“Artinya : Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkannya kepada kaum yang (mau) mengetahui “. (Al-Baqarah : 230).
Jadi tujuan yang luhur dari pernikahan adalah agar suami istri melaksanakan syari’at Islam dalam rumah tangganya. Hukum ditegakkannya rumah tangga berdasarkan syari’at Islam adalah WAJIB. Oleh karena itu setiap muslim dan muslimah yang ingin membina rumah tangga yang Islami, maka ajaran Islam telah memberikan beberapa kriteria tentang calon pasangan yang ideal :
Harus Kafa’ah
Shalihah
Kafa’ah Menurut Konsep Islam
a. Harus Kafa’ah
Pengaruh materialisme telah banyak menimpa orang tua. Tidak sedikit zaman sekarang ini orang tua yang memiliki pemikiran, bahwa di dalam mencari calon jodoh putra-putrinya, selalu mempertimbangkan keseimbangan kedudukan, status sosial dan keturunan saja. Sementara pertimbangan agama kurang mendapat perhatian. Masalah Kufu’ (sederajat, sepadan) hanya diukur lewat materi saja.
Menurut Islam, Kafa’ah atau kesamaan, kesepadanan atau sederajat dalam perkawinan, dipandang sangat penting karena dengan adanya kesamaan antara kedua suami istri itu, maka usaha untuk mendirikan dan membina rumah tangga yang Islami inysa Allah akan terwujud. Tetapi kafa’ah menurut Islam hanya diukur dengan kualitas iman dan taqwa serta ahlaq seseorang, bukan status sosial, keturunan dan lain-lainnya. Allah memandang sama derajat seseorang baik itu orang Arab maupun non Arab, miskin atau kaya. Tidak ada perbedaan dari keduanya melainkan derajat taqwanya (Al-Hujuraat : 13).
“Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang-orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hujuraat : 13).
Dan mereka tetap sekufu’ dan tidak ada halangan bagi mereka untuk menikah satu sama lainnya. Wajib bagi para orang tua, pemuda dan pemudi yang masih berfaham materialis dan mempertahankan adat istiadat wajib mereka meninggalkannya dan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang Shahih. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Artinya : Wanita dikawini karena empat hal : Karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka”. (Hadits Shahi Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175).
b. Memilih Yang Shalihah
Orang yang mau nikah harus memilih wanita yang shalihah dan wanita harus memilih laki-laki yang shalih.
Menurut Al-Qur’an wanita yang shalihah ialah :
“Artinya : Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)”. (An-Nisaa : 34).
Menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits yang Shahih di antara ciri-ciri wanita yang shalihah ialah :
“Ta’at kepada Allah, Ta’at kepada Rasul, Memakai jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah (Al-Ahzab : 32), Tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahram, Ta’at kepada kedua Orang Tua dalam kebaikan, Ta’at kepada suami dan baik kepada tetangganya dan lain sebagainya”.
Bila kriteria ini dipenuhi Insya Allah rumah tangga yang Islami akan terwujud. Sebagai tambahan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk memilih wanita yang peranak dan penyayang agar dapat melahirkan generasi penerus umat.
4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah (sedekah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya : Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah !.
Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya : “Wahai Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala ?” Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab :
Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa .? Jawab para shahabat :”Ya, benar”. Beliau bersabda lagi : “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala !”. (Hadits Shahih Riwayat Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa’i dengan sanad yang Shahih).
5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih
Tujuan perkawinan di antaranya ialah untuk melestarikan dan mengembangkan bani Adam, Allah berfirman :
“Artinya : Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?”. (An-Nahl : 72).
Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah.
Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan Islam yang benar. Kita sebutkan demikian karena banyak “Lembaga Pendidikan Islam”, tetapi isi dan caranya tidak Islami. Sehingga banyak kita lihat anak-anak kaum muslimin tidak memiliki ahlaq Islami, diakibatkan karena pendidikan yang salah. Oleh karena itu suami istri bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar.
Tentang tujuan perkawinan dalam Islam, Islam juga memandang bahwa pembentukan keluarga itu sebagai salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek kemasyarakatan berdasarkan Islam yang akan mempunyai pengaruh besar dan mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi umat Islam.

Kriteria Umat Terbaik

6 Desember 2009 Tinggalkan komentar
Allah ingin agar kepemimpinan ini menghasilkan kebaikan di muka bumi ini, bukan keburukan.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (110)
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. ”(Ali Imran / 3 : 110)

Ungkapan dengan kata “ukhrijat” merupakan ungkapan yang menarik perhatian. Ungkapan ini nyaris memperlihatkan tangan yang mengendalikan dengan lembut saat mengekspos umat ini sedemikian rupa dan menariknya keluar dari tataran ghaib yang gelap dan dari balik tabir abadi, hanya Allah yang mengetahui apa yang ada di baliknya. Ia adalah kata yang melukiskan gerak yang tidak diketahui kelebatannya sekaligus lembut ayunannya. Gerak yang menampilkan umat ke pentas wujud. Umat yang memiliki peran khusus, kedudukan khusus, dan perhitungan khusus:
Selengkapnya BACA DI SINI

Kategori:Artikel Tag:, ,

Jaddiyah (keseriusan)

6 Desember 2009 Tinggalkan komentar

Allah Subhanah menciptakan alam semesta ini dengan hikmah (wisdom), bukan untuk main-main dan senda-gurau.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (16) لَوْ أَرَدْنَا أَنْ نَتَّخِذَ لَهْوًا لَاتَّخَذْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا إِنْ كُنَّا فَاعِلِينَ (17) بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ (18)

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main (16) Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Kami tidak melakukannya (17). Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).” (16-18)

Allah Subhanah menciptakan alam semesta ini dengan hikmah (wisdom), bukan untuk main-main dan sendau-gurau. Allah mengendalikannya dengan hikmah, bukan dengan serampangan dan menurut nafsu. Dan dengan keseriusan seperti saat menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa yang ada di antara keduanya itu, (dengan keseriusan yang sama) Allah mengutus para Rasul, menurunkan kitab-kitab, menetapkan berbagai kewajiban, dan menggariskan tugas-tugas. Jadi, keseriusan merupakan perkara fundamental pada watak alam semesta ini. Baik dalam aturannya, atau akidah yang dikehendaki Allah bagi manusia, atau hisab yang diberlakukan pada mereka sesudah mati.

Seandainya Allah Subhanah berkehendak menjadikan suatu permainan, maka Allah pasti mewujudkan permainan itu dari sisi-Nya. Sebuah permainan yang sifatnya subyektif atau personal, dan tidak terkait dengan makhluk yang baru dan fana.

Ini hanya sekedar asumsi dialektis: “Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami..” (17) Kata law (sekiranya)—menurut para ahli gramatika Arab—merupakan kata yang mengindikasikan kemustahilan suatu hal karena kemustahilan hal lain. Ia menunjukkan kemustahilan akibat dikarenakan sebabnya kemustahilan. Maksudnya, Allah mustahil ingin membuat suatu permainan, maka mustahil ada permainan, baik dari sisi-Nya, atau dari sesuatu di luar diri-Nya.

Permainan itu tidak akan ada karena Allah Subhanah sejak awal tidak menginginkannya, dan tidak mengarahkan kehendak-Nya terhadap permainan sama sekali: “Kami tidak melakukannya.” (17) Lafazh in adalah partikel negatif dengan arti ma (tidak). Kalimat ini menunjukkan tiadanya kehendak untuk melakukan hal tersebut sejak awal.

Ini hanya sekedar asumsi dialektika untuk menetapkan suatu hakikat yang abstrak. Yaitu bahwa segala sesuatu yang terkait dengan Dzat Allah Subhanah itu qadim (abadi masa lalu) bukan baru, dan baqa (abadi masa depan) bukan fana.

Selengkapnya Baca di SINI

Kategori:Artikel Tag:,

Doa Nur Nubuwat

5 Desember 2009 Tinggalkan komentar

Doa Nur Nubuwah Sngat banyak faedahnya, di antarnya :
Apa yang dikehendaki Insya Allah dapat tercapai
Rasulallah SAW bersabda, setelah shalat subuh duduk di mesjid bersama para sahabat, datanglah Malaikat Jibril membawa Doa Nur Nubuwah seraya berkata :” Aku di utus Allah SWT membawa Doa Nur Nubuwah ini untuk diserahkan kepadamu”
Apabila dibaca :

1. Setelah Shalat 5 waktu insya allah akan terkabul semua hajtnya.
2. Jika dibaca ketika matahari akan terbenam maka Allah akan memberikan ampunan akan segala dosanya.
3. Jika kamu mempunyai musush, maka bacakanlah doa ini, maka musuh akan berubah jadi sayang.
4. Kemudian Rasullah saw, bersabda:”doa ini akan lebih berfaedah jika di baca, apabila tidak bisa membaca atau tidak hafal, tulisannya ditaruh di rumah, insya allah akan mendapat penjagaan dari Allah dan selamat dari sihir, santet dan guna-guna.
5. Apabila tulisannya diletakkan pada tanaman, insya allah bakal selamat dari hama.
6. Bila diletakkan pada tempat yang angker/menakutkan, atau pada tempat-tempat yang ditempati jin atau hantu dan segala maccam makhluk halus maka akan bubar.
7. Apabila dibaca tiap hari maka selamat dari siksanerak, selamat dunia akhirat, dan selamat dari godaan syetan.
8. Apabila dibaca pada malam jumat sebanyak 50 kali, insya allah terhindar dari kufur, bidah dan dijauhkan dari pekerjaan jelek.
9. Apabila ingin melihat barang-barng yang indah dalam mimpi, maka bacalah pada malam sabtu 100 kali.
10. Jika dalam pelayaran dan tidak membawa air tawar, maka bacalah doa ini pada air laut, dan tipukan. Insya Allah air lau akan menjadi tawar dengan idzin Allah.
11. Apabila dibaca pada malam sabtu maka akan awet muda
12. Jika dibaca pada setiap malam Senin akan diberikan keselamatan
13. Jka dibaca pada malam Selasa, maka akan jadi kuat.
14. Jika dibaca pada malam rabu, giginya akan kuat.
15. Apabila dibaca pada malam Kamis, akan menjadi keliahatan bagus wajahnya, cantik/tampan.
16. Jika dibacakan pada binatang galak/buas akan menjadi jinak.
17. Jika dibaca pada tengah malam, malaikat akan turun dan memintakan ampun untuk orang yang membacanya.
18. Jika dibaca pada Hari RAya, maka akan terkabul semua hanjatnya.
19. Rasul SAW bersabda, “Jika ingin bertemu dengan para Nabi dalam mimpi, maka bacalah sebelum tidur 100 kali. Insya Allah kan bertemu dengan para Nabi dalam mimpi.Dan siapa yang melihat akan merasa sayang padanya.
20. Jika ada orang yang sakit, bacalah pada minyak lalu usapkan pada orang tersebut.
21. Jika ada orang yang kesurupan, bacalah doa tersebut pada minyak, tau air lalu berikan pada orang yang kesurupan tersebut.
22. Jika ingin disayang oleh atasan atau para pejabat, maka bacalah doa ini.
23. Jika ingin kuat berjalan, maka bacalah doa tersebut pada telapak tangan, lalu usapkan pada kaki.
24. Jika akan turun hujan, sementara anda tanggung mau bepergian, bacalahdoa Nur Nubuwah ini, insya allah dengan izin Allah akan berhenti.
25. Jika ada yang mau melahirkan dan sulit bacalah doa ini pada air lalu berikan pada orang terebut, insya allah akan digampangkan.
26. Jika ada perkelahian, atau perselisihan, maka bacalah doa ini, maka akan jadi reda perselesihannya.
27. Jika ada orang sakit mata bacalah doa ini pada lalu kedip-kedipkan pada mata yang sakit.
28. Jika ada yang digigit ular bacalah doa ini pada tempat yang digigit, insya allah racunnya tidak akan berbahaya.
29. Rasul SAW bersabda'”Jika kami ingin dimuliakan atau disegani orang lain maka bacalah doa ini.
30. Dan masih banyak lagi fadhilahnya yang tidak sempat admin tulis.

Selengkapanya Baca di SINI dan kami mohon kesikhlasannya untuk klik salah satu iklan kami di sini untuk membantu kelangsungan Blog kami

Makna “Laa ilaaha illallah”

2 Desember 2009 Tinggalkan komentar

“Laa ilaaha illallah” terdiri dari 12 huruf yang berhubungan dengan 12 kewajiban kita sebagai manusia.

yang 12 kewajiban terbagi dua :

1. Bagian dhahir terdiri dari 6 kewajiban

  1. Taharah (bersuci)
  2. Shalat
  3. Zakat bagi yang sudah nisab
  4. Puasa pada bulan ramadhan
  5. Naik Haji bagi yang mampu
  6. Jihad : Baik jihad harta, tenaga,maupun jiwa

2. Kewajiban Bagian Batin terdiri dari 6 kewajiban

  1. Tawakal
  2. Tafwid
  3. Sabar
  4. Ridha
  5. Zuhud
  6. Tobat

Semua kewajiban di atas saling berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga mewujudkan ucapan  “Laa ilaaha illallah”  menjadi ucapan yang bisa mengantarkan pada keridhaan-Nya.

10 Nasihat Ibnul Qayyim Untuk Bersabar Agar Tidak Terjerumus ke Dalam Lembah Maksiat

1 Desember 2009 Tinggalkan komentar

Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi dan Rasul paling mulia. Amma ba’du.

Berikut ini sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:

Pertama, hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat. Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.

Kedua, merasa malu kepada Allah… Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya… Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah…

Ketiga, senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu.

Apabila engkau berlimpah nikmat

maka jagalah, karena maksiat

akan membuat nikmat hilang dan lenyap

Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya maka dia akan disiksa dengan nikmat itu sendiri.

Keempat, merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya

Kelima, mencintai Allah… karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang dikasihinya… Sesungguhnya maksiat itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa cinta.

Keenam, menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya… Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan maksiat…

Ketujuh, memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana yang menyelimuti diri… karena dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati…

Kedelapan, memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan mestinya dia sadar kalau dirinya hanyalah sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia akan segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, karena dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa.

Kesembilan, hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian. Karena sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi. Dan di antara sebab terbesar yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang hamba adalah… waktu senggang dan lapang yang dia miliki… karena jiwa manusia itu tidak akan pernah mau duduk diam tanpa kegiatan… sehingga apabila dia tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat maka tentulah dia akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya baginya.

Kesepuluh, sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas… yaitu kekokohan pohon keimanan yang tertanam kuat di dalam hati… Maka kesabaran hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya. Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat… dan apabila imannya melemah maka sabarnya pun melemah… Dan barang siapa yang menyangka bahwa dia akan sanggup meninggalkan berbagai macam penyimpangan dan perbuatan maksiat tanpa dibekali keimanan yang kokoh maka sungguh dia telah keliru.

***

Diterjemahkan dari artikel berjudul ‘Asyru Nashaa’ih libnil Qayyim li Shabri ‘anil Ma’shiyah, http://www.ar.islamhouse.com

Alih Bahasa: Abu Muslih Ari Wahyudi
dari : Artikel http://www.muslim.or.id

Kategori:Artikel Tag: